Skip to main content

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KUALITATIF KARBOHDIRAT


PRAKTIKUM UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT

BIOKIMIA FARMASI
I.                   Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat melakukan uji keberadaan karbohidrat secara kualitatif yang meruapakan keterampilan dasar dalam bidang keahlian biokimia.
II.                Dasar Teori
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi organisme hidup. Manusia menggunakan zat pati sebagai nutrien utama.Pada hewan dan manusia, karbohidrat disimpan dalam bentuk glikogen, terutama di hati (2-8%) dan otot (0,5-1%). Glikogen hati terutama berguna untuk mempertahankan kadar glukosa darah normal (70-90 mg/100 ml darah), sedangkan glikogen otot bertindak sebagai penyedia energi untuk keperluan kontraksi. Pada tahap reaksi persiapan, yaitu pada tahap pencernaan, karbohidrat dipecah-pecah menjadi monomer- monomernya seperti glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa, dan sebagainya. Katabolisme karbohidrat dalam hal ini glukosa, terdapat beberapa tipe jalur penambatan yang antara lain jalur glikolisis atau Embden Meyerhof – Parnas Pathway (EMP), Entne – Duodorff – Pathway (ED) dan Hexosa Mono Phospat Phatway (HMP). Oksidasi selanjutnya senyawa antara umum yang dihasilkan dari jalur di atas memasuki daur krebs (daur asam trikarboksilat) dan rantai respirasi yang berlangsung dengan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP yang lebih banyak. Proses metabolisme yang berlangsung pada tiap organisme, bergantung pada aktivitas sistem enzim yang dimiliki oleh orgnanisme tersebut.

III. Alat dan Bahan

Alat
Tabung reaksi pipet tetes mikroskop rak tabung penjepit tabung gelas kimia pembakar spritus objek gelas mortar.

Bahan
Larutan ekstrak dari berbagai buah dan bahan pangan lainnya, reagen Molisch (5% α-naftol didalam etanol), regen benedict, regen barfoed, regen seliwanoff, H2SO4 pekat, larutan iodin dalam KI, asam asetat, fenil hidrasin dan akuades.
IV.              Prosedur Percobaan
1.       Uji Molisch.
Prosedur kerja uji Molisch Masukkan 2 mL larutan uji ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 2 tetes regen molisch, homogenkan. Miringkan tabung reaksi, tambahkan H2SO4 pekat dengan hati-hati melalui dinding tabung  sampai terbentuk dua lapis larutan.

           2.       Uji Iodin.
Catatan: perubahan warna menjadi biru = pati, coklat = glikogen, merah = dekstrin.
Masukkan 1 mL larutan uji ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 2 tetes larutan iodin. Amati perubahan warna yang terjadi.

           3.       Uji Benedict’s.
Prosedur Kerja Uji Benedict’s Masukkan 5 mL reagen Benedict ke dalam tabung reaksi. tambahkan 8 tetes larutan yang diperiksa. Panaskan dengan api langsung atau dalam air mendidih selama 2 menit, kemudian dinginkan.

           4.       Uji Barfoed
Tambahkan 2 mL reagen Barfoed ke dalam 2 mL larutan yang diperiksa. Panaskan sampai 3 menit di dalam air mendidih. Dinginkan di bawah air yang mengalir. Amati endapan merah yang terbentuk di dasar tabung.

           5.       Uji seliwanoff
Masukkan 3 mL regen Seliwnoff ke dalam 1 mL larutaan yang akan diuji. Didihkan selama 30 detik, kemudian dinginkan. Amati perubahan warna yang terjadi.

           6.       Uji Osazon
Masukkan 5 mL larutan uji ke dalam tabung reaksi.Tambahkan 10 tetes asam asetat dan 3 tetes fenil hidrasin.Panaskan selama 10 menit di dalam air mendidih. Pindahkan setengah dari tabung ke tabung reaksi yang lain. Panaskan dengan api langsung hingga terbentuk endapan Kristal. Amati Kristal di bawah mikroskop.


V.                 Pembuatan Reagen
1.              Pereaksi molisch
Reagensia ini terdiri dari alfa-naftol dan alkohol atau kloroform. Reagen ini digunakan untuk uji wol dan karbohidrat. Reagen ini mudah dibuat di laboratorium. Cara membuatnya, larutkan 5 gram alfa-naftol dalam 100 ml alkohol atau kloroform.

            2.              Pereaksi Benedict
Satu liter reagen Benedict dapat dibuat dari 100 gr natrium karbonat anhidrat, 173 gr natrium sitrat dan 17,3 gr tembaga(II) sulfat mentahidrat. Larutan ini sering digunakan di tempat larutan Fehling. Cara membuatnya, dengan bantuan pemanasan, larutkan 173 gr natrium sitrat dan 100 gr natrium karbonat anhidrat dalam 800 ml Akuades. Saring dan encerkan sampai volume larutan 850 ml. Larutkan pula 17,3 gr CuSO4.5H2O dalam 100 ml akuades (bila perlu dipanaskan). Bila larutan di atas sudah dingin, dengan perlahan-lahan tambahkan larutan CuSO4 tersebut ke dalam larutan campuran karbonat dan sitrat. Kemudian encerkan dengan akuades hingga 1 liter.

            3.              Pereaksi Fehling
Larutan Fehling A: Timbang 69,3 gr kupri sulfat hidrat CuSO4.5H2O dan larutkan dalam 1 liter akuades. Supaya larutan menjadi jernih tambahkan 1 tetes atau 2 tetes H2SO4 pekat.. Perbandingan dapat diperbesar atau diperkecil. Larutan Fehling B: Timbang 346 gr Kalium-Natrium-Tartrat dan 100 gr NaOH larutkan dalam 1 liter akuades (perbandingan dapoat diperbesar atau diperkecil). Bila akan digunakan Fehling A + Fehling B dalam volume yang sama.

            4.              Perekasi Seliwanof
Campurkan 3,5 mL resorcinol 0,5% dengan HCl pekat, kemudian encerkan dengan akuades menjadi 35 mL
            5.              Pereaksi Barfoed
Larutkan 13,3 gram kristal tembaga asetat dalam 200 mL air, saring bila perlu. Kemudian, tambahkan 1,9 mL asam asetat glasial. Pereaksi dibuat baru setiap kali digunakan.

            6.              Larutan Iodin
Larutkan 1,26 gram iod (I2) dan 2 - 2,5 gram Kalium Iodida (KI) dalam air dan encerkan sampai 1 liter.


           VI.   Pembahasan

                Pada percobaan kali ini mengenai uji kualitatif karbohidrat atau untuk mengetahui adanya keberadaan dari senyawa karbohidrat dalam suatu sampel bahan uji. Praktikan diharapkan dapat menganalisa mengenai keberadaan karbohidrat dalam sampel. Karbohidrat dalam kasus ini dapat didefinisikan sebagai polimer aldehid atau polihidroksi keton dengan berat molekul yang besar serta memiliki fungsi sebagai cadangan makanan energi dan sumber kalori bagi tubuh. Nama karbohidrat digunakan pada senyawa – senyawa tersebut dengan mengingat rumus empirisnya yang berupa CnH2nOn yang hampir mendekati C(H2O)n dimana digolongkan dalam karbohidrat yang mengalami reaksi hidroksi. Dimana hal diatas tersebut bedasarkan literatur yang telah ada (Winarno,2004).
                Bedasarkan literatur yang telah ada,karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida,disakarida,oligosakarida dan polisakarida . Semua monosakarida tergolong kedalam gula pereduksi fehling. Pada metabolisme karbohidrat di manusia dan hewan, secara umum ,setelah melalui dinding sel usus sebagai besar monosakarida tadi dibawa oleh aliran darah dan kemudian dibawa ke hati. Didalam hati, monosakarida akan mengalami sintesis yang menghasilkan glikogen oksidasi menjadi Karbondioksida (CO2) dan Air (H2O) atau dilepas untuk dibawa ke aliran cairan tubuh menuju bagian yang memerlukan (William,1994).
Uji Molisch pada prinsipnya didefinisikan sebagai dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksana akan menghasilkan senyawa Hidroksi Metil Sulfural, sedangkan dehidrasi pentosa akan menghasilkan senyawa hidroksi atau senyawa Sulfural. Uji dinyatakan positif jika ditimbulkan ciri-ciri merah ungu yang tergolong kedalam kondensasi antara furfural atau hidroksi furfural dengan α-naftol dalam pereaksi molisch. Uji molisch dapat dilakukan pada semua jenis karbohidrat. Dimana monosakarida,disakarida dan polisakarida akan memberikan hasil positif (William,1994).
                Uji kedua tergolong uji umum untuk suatu karbohidrat atau gula pereduksi yang memiliki gugus aldehid dan keton bebas. Seperti yang terdapat pada glukosa dan maltosa. Uji benedict bedasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehida atau keton bebas dalam suasana alkalis. Biasanya ditambahkan zat pengkompleks seperti nitrat atau tatrat untuk mencegah pengendapan CaCo3. Uji positif pada uji benedict ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata kadang disertai dengan larutan hijau merah bata ataupun orange (Girindra,1986).
                Uji ketiga,uji seliwanoff yang bertujuan untuk mengetahui adanya ketosa atau karbohidrat yang mengandung gugus keton. Ketika pereaksi selliwanoff terjadi perubahan oleh adanya asam klorida (HCl) panas menjadi suatu senyawa asam levanitrat atau hidroksi metil furfural. Jika dilakukan proses pemanasan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasilkan warna merah pada larutannya (Girindra,1986).
                Uji terakhir,uji iodine dimana akan terjadi kondensasi iodine dengan karbohidrat. Amilum dengan iodine akan dapat membentuk kompleks biru,sedangkan dengan glikogen akan dapat membentuk warna merah. Oleh karena itu,uji iodine ini juga dapat digunakan dalam percobaan untuk membedakan antara amilum dengan glikogen. Semua materi mengenai hal tersebut telah banyak dijelaskan pada sumber literatur yang terpercaya (Girindra,1986).
                Ketika uji pertama dengan sampel berupa buah alpukat . Pada uji molisch sampel alpukat akan terbentuk dua lapisan pada larutan yang menandakan bahwa pada sampel alpukat tersebut mengandung suatu senyawa karbohidrat. Begitupula pada sampel putih telur,madu,tepung meizena,glukosa,amilum dan sukrosa. Hal ini dikarenakan sampel dengan kandungan karbohidrat akan terhidrolisis menjadi monosakarida. Selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi dengan asam tersebut menjadi furfural,sementara golongan heksosa menjadi hidroksi. Monosakarida akan bereaksi lebih cepat daripada disakarida,karena disakarida mengalami dehidrasi dengan asam sulfat pekat yang mengandung furfural. Namun pada kasus ini kuning telur tidak bereaksi positif karena tidak terjadinya reaksi dehidrasi dengan pereaksi asam sulfat. Selanjutnya perlakuan pada uji iodin pada sampel dekstrin,alpukat,glukosa,dektrosa,amilum,sukrosa menunjukkan hasil positif. Hal ini dikarenakan pada larutan iodium dalam bentuk triodida. Terbentuknya suatu warna kompleks, dikarenakan senyawa iodium mempunyai amilosa dan warna kompleks yang dihasilkan sesuai dengan struktur polisakarida dan iodium. Hal tersebut sesuai dengan literatur teori yang telah membuktikan suatu keberadaan yang ada (Soendoro,2005).
                Perlakuan selanjutnya pada uji benedict pada sampel yang bertanda positif berupa semua sampel. Hal ini dikarenakan pada larutan pereaksi benedict tersusun atas tembaga sulfat dan larutan natrium karbonat dan natrium sitrat. Mula-mula dilakukan sampai sampel yang mengandung gula pereduksi atau gugus pereduksi akan dioksida menjadi garam asam glukonat yang kemudian mampu mereduksi Kupri Oksida menjadi Kupri Dioksida yang akan terjadi perubahan warna pada larutan jika sampel tersebut mengandung gula pereduksi. Dan semua sampel yang digunakan kali ini yakni mengandung gula pereduksi (Soendoro,2005).
                Perlakuan selanjutnya pada uji barfoed pada sampel yang sama. Pada uji barfoed ini sampel akan bereaksi positif apabila terjadi endapan berwarna merah. Namun setelah diuji, semua sampel tidak bereaksi positif pada uji kali ini. Menurut literatur yang ada, hal ini dikarenakan bahwa semua sampel tersebut tidak mengandung suatu gugus pereduksi sehingga kemungkinan terjadi kesalahan saat melakukan pencampuran yang menyebabkan tidak terjadinya suatu reaksi yang dapat memiliki endapan merah pada sampel. Hal ini dapat terjadi juga akibat pereaksi barfoed yang digunakan telah rusak atau telah lama tidak digunakan(Hawab,2003).
                Pada uji selliwanoff dengan sampel yang sama diantaranya alpukat,putih telur,kuning telur,madu,tepung meizena,glukosa,dextrosa,amilum dan sukrosa. Setelah dilakukan uji ,hanya terdapat dua sampel yang menunjukkan hasil positif yakni sukrosa dan madu. Hasil positif ini dikarenakan semua sampel yang menunjukkan hasil positif mengandung disakarida fruktosa dimana asam klorida yang terkandung didalam pereaksi selliwanoff ini akan bereaksi dengan cara mendehidrasi senyawa fruktosa yang akan menghasilkan hidroksi furfural sehingga furfural tersebut akan mengalami proses kondensasi setelah adanya penambahan resorsinol yang akan membentuk suatu endapan. Sedangkan sampel yang tidak menunjukkan hasil positif ,kemungkinan tidak mengandung gugus disakarida fruktosa (Winarno,2004).

                Dapat dilihat dari data pengamatan yang dilakukan,diperoleh hasil uji positif pada larutan sampel buah alpukat,dekstrosa,dan glukosa. Dimana didalam tabung reaksi akan terbentuk warna biru dengan larutan endapan berwarna merah bata. Hal ini dikarenakan bahwa uji sampel yang menunjukkan hasil positif didalamnya terkandung suatu gugus karbohidrat dan juga gugus gula pereduksi.

                VII.     Kesimpulan
  1. Sampel kuning telur positif pada uji benedict
  2. Sampel putih telur positif pada uji molisch
  3. Sampel madu positif pada uji molisch,uji iodin,uji benedict dan uji selliwanoff
  4. Sampel alpukat positif pada uji molisch,uji iodin,dan uji benedict
  5. Sampel tepung meizena positif pada uji molisch,dan uji benedict  
  6. Sampel glukosa positif pada uji molisch,uji iodin dan uji benedict
  7. Sampel dekstrose positif pada uji molisch,uji iodium,dan uji benedict
  8. Sampel amilum positif pada uji molisch,uji iodin dan uji benedict
  9. Sampel sukrosa positif pada uji molisch,uji iodin,uji benedict,dan uji selliwanoff



        Daftar Pustaka
       Girindra,Aisyah.1986,Biokimia.Gramedia,Jakarta.
       Hawab,H.M.2003.Pengantar Biokimia.Bayu Media Publishing,Malang.
       Soendoro.2005.Biokimia Kedokteran.EGC,Jakarta.
       William,Brown.H.1994.Study Geride for Intorducing Organic Chemistry,EGC,Jakarta.
       Winarno,F.O.2004.Kimia Pangan dan Gizi.Gramedia,Jakarta.

SELAMAT MEMBACA 😎

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN SPESIFISITASI ANTISERA

LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI DAN IMUNOLOGI PEMERIKSAAN SPESIFISITAS ANTISERA I.                     TUJUAN 1.        Untuk mengetahui cara pemeriksaan spesifisitas antisera 2.        Untuk mengetahui analisa reaksi koagulan yang terjadi 3.        Untuk memahami proses pembuatan eritrosit 5% II.                   DASAR TEORI Dalam transfusi darah, penetapan golongan persyaratan yang mutlak di samping persyaratan lainnya. Ketidaksesuaian golongan darah donor dengan golongan darah resipien akan mengakibatkan reaksi-reaksi alergi dan yang paling fatal adalah syok anafilaktik. Ada beberapa sistim penggolongan darah, namun yang terpenting untuk tujuanklinis adalah sistim penggolongan darah ABO dan Rhesus. Me...

PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA

LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI IMUNOLOGI PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA I. TUJUAN 1.Untuk mengetahui cara pemeriksaan aviditas dan titer antisera. 2.Untuk menghitung waktu titernya penggumpalan. 3.Untuk mengetahui kecepatan proses koagulasi bedasarkan perbedaan konsentrasi antisera. II.DASAR TEORI Imunologi adalah cabang ilmu biomedis yang berkaitan dengan respons organisme terhadap penolakan antigenic, pengenalan diri   sendiri dan bukan dirinya, serta semua efekbiologis, serologis dan kimia fisika fenomena imun. Lingkungan Di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur pathogen misalnya: bakteri, virus, jamur, protozoa dan parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Infeksi yang terjadi pada manusia normal umumnya singkat dan jarang meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini disebabkan tubuh manusia memiliki suatu sistem yaitu sistem imun yang melindungi tubuh terhadap unsur-unsur patogen.   Reaksi imunologis merupakan mekanisme yang berka...

LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGEN

LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI DAN IMUNOLOGI PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGEN I.TUJUAN 1.       Untuk mengetahui cara pemisahan antisera dan antigen 2.       Untuk mendapatkan serum/plasma dari sel darah 3.       Untuk mengetahui prinsip utama dari cara pemisahan antisera dan antigen II.DASAR TEORI Darah     manusia     adalah     cairan     di     dalam     tubuh     yang   berfungsi     untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah   ...