LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI IMUNOLOGI
PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA
PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA
I.TUJUAN
1.Untuk mengetahui cara pemeriksaan aviditas dan titer antisera.
2.Untuk menghitung waktu titernya penggumpalan.
3.Untuk mengetahui kecepatan proses koagulasi bedasarkan perbedaan konsentrasi antisera.
II.DASAR TEORI
Imunologi
adalah cabang ilmu biomedis yang berkaitan dengan respons organisme terhadap
penolakan antigenic, pengenalan diri
sendiri dan bukan dirinya, serta semua efekbiologis, serologis dan kimia
fisika fenomena imun. Lingkungan Di sekitar manusia mengandung berbagai jenis
unsur pathogen misalnya: bakteri, virus, jamur, protozoa dan parasit yang dapat
menyebabkan infeksi pada manusia. Infeksi yang terjadi pada manusia normal
umumnya singkat dan jarang meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini disebabkan
tubuh manusia memiliki suatu sistem yaitu sistem imun yang melindungi tubuh
terhadap unsur-unsur patogen.
Reaksi
imunologis merupakan mekanisme yang berkaitan dengan pertahanan host terhadap
suatu antigen seluler ataupun non seluler. Respon imun seseorang terhadap
unsur-unsur patogen sangat bergantung pada kemampuan system imun untuk mengenal
molekul-molekul asing atau antigen yang terdapat pada permukaan unsur patogen
dan kemampuan untuk melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan antigen.Antigen adalah zat yang dihasilkan oleh benda asing. Mereka mungkin
protein, karbohidrat, asam nukleat atau lipid. Mereka memicu pembentukan
antibodi. Dengan demikian, setiap zat asing yang dapat merangsang
sistem kekebalan tubuh kita merupakan antigen.
Kadang-kadang, benda asing sendiri merangsang sistem kekebalan tubuh
kita. Oleh karena itu, badan-badan asing sendiri juga dikenal sebagai
antigen. Dengan demikian, antigen mungkin juga serbuk sari, patogen dan
spora. Singkatnya, antigen adalah kuman berbahaya, patogen atau produk dari
kuman atau patogen atau zat asing lainnya yang bertindak seperti ancaman
dan dapat mengganggu fungsi normal tubuh kita. Untuk menghentikan
gangguan ini, tubuh kita memproduksi antibodi untuk melindungi diri dan
menghancurkan antigen, serta antigen menghasilkan kuman yang mungkin
telah memperoleh akses ke tubuh
Antiserum (jamak: antiserum) adalah serum darah yang mengandung poliklonal protein. Antiserum digunakan untuk menyampaikan pasif kekebalan banyak penyakit. Transfusi antibodi pasif dari korban manusia sebelumnya adalah pengobatan yang efektif hanya dikenal untuk ebola infeksi (tetapi dengan tingkat keberhasilan kecil).
Reaksi antigen-antibodi yang digunakan pada serologi diagnostic:
Uji Presipitasi
Presipitasi terjadi antara molekul Ab dan Ag pada bentuk solubel.
Pada pengujian ini antigen berbentuk koloidal. Laju presipitasi sangat
tergantung pada proporsi antigen dan antibodi pada campuran. Terdapat
beberapa cara pengujian pada metode presipitasi, yakni:
Uji tabung
Dengan mencampur pada tabung, masukkan dilusi antigen atau antibodi
dengan jumlah tertentu. Dilusi dilakukan dari konsentrasi tinggi (tabung
pertama) sampai konsentrasi terendah (tabung terakhir). Presipitat
timbul pada tabung yang mengandung Antigen dan Antibodi secara proporsional.
Presipitasi Cincin
Antigen dilapiskan pada serum (antibodi), terjadi difusi setelah
mencapai ikatan proporsional dengan antibodi akan menghasilkan
presipitasi berbentuk cincin.
Difusi Gel
Pada pengujian ini memungkinkan antigen dan antubodi berdifusi
perlahan dari arah tertentu melalui gel. Pada cara ini homogenitas dan
derajat kemurnian dari berbagai antigen dapat diuji. Pita presipitasi
terbentuk pada setiap antigen dapat saling bertemu, atau bersilangan
menunjukkan:
– bersambungan, antigen identik secara imunologik (terhadap serum uji)
– bercabang, antigen berhubungan sebagian
– bersilangan, menunjukkan antigen tidak berhubungan
- Metode difusi tunggal
Di sini anti serum dalam agar semi solid, zona buffer dari agar dan
antigen terpisah secara vertikal dalam tabung. Garis presipitasi
terbentuk dalam zona buffer.
- Metode difusi ganda
Agar dituang pada plat. Di bagian tengah diisi antigen atau antiserum
sedangkan sera atau ekstrak di bagian tepi. Pita presipitasi terbentuk
dalam gel pada posisi Ag dan Ab mencapai proporsi optimal setelah
berdifusi. Dapat dimodifikasi dengan uji mikrodilusi menggunakan obyek
gelas
- Immunoelektroforesis
Jika terdapat sejumlah Ag dalam larutan seperti serum, sulit
memisahkan pita presipitasi yang timbul pada setiap reaksi Ab-Ag, bila
hanya menggunakan cara difusi di atas. Komponen serum dipisahkan dengan
elektroforesis dalam agar gel dan antiserum dibiarkan berdifusi melalui
komponen yang dihasilkan pada pita-pita yang terbentuk.
- Elektroforesis “roket”
Merupakan metode kuantitatif, dilakukan elektroforesis antigen ke
dalam gel yang telah mengandung antibodi. Presipitasi yang terjadi
berbentuk roket, panjang masing-masing roket menunjukkan konsentrasi
antigen.
- Immunodifusi radial tunggal
Antiserum monospesifik ditambahkan ke dalam gel, kemudian dituang
pada slide petridisk atau lempeng plastik. Dibuat lubang gel, larutan
antigen dimasukkan pada lubang. Terjadi difusi sehingga terbentuk zona
sirkuler yang menunjukkan jarak proporsional dengan jumlah antigen yang
ditambahkan pada setiap lubang. Kuantitasi antigen yang diperiksa
diketahui dari perbandingan cincin presipitasi dibandingkan dengan
cincin presipitasi kontrol.
Uji aglutinasi
Digunakan untuk antigen berukuran besar, pada reaksi ini antibodi
dikontakkan dengan antigen yang merupakan bagian permukaan suatu
material misalnya eritrosit, mikroorganisme atau partikel anorganik
(polystyrenelatex) yang telah dicoated dengan Ag. Reaksi Ab-Ag membentuk
agregat yang dapat diamati atau aglutinasi.
Uji Litik
Uji ini tergantung pada proses lisis dari darah atau bakteri dari
suatu sistem yang mengandung antigen, direaksikan dengan antibodi dan
komplemen. Antigen yang digunakan berupa :
- Sel (uji litik langsung)
- Bahan yang diadsorbsikan pada eritrosit atau lekosit (uji litik tidak langsung)
- 1. Serological Inhibition Test
Untuk mendeteksi netralisasi antigen dan antibodi dengan
mendemonstrasikan hambatan pada reaksi tertentu yang secara normal
terjadi pada antigen atau organisme.
Aplikasi:
– Deteksi antistreptolisin O
– Animal protection test
– Viral haemagglutination inhibition
– Viral neutralization test menggunakan CPE pada kultur
- 2. Immunoflourescence
Cat flourescence atau rhodamin diikatkan pada antibodi tanpa merusak
spesifitasnya. Suatu konjugat dikombinasi dengan antigen (misalnya
potongan jaringan) dan diikat oleh antibodi akan tampak dengan mikroskop
UV, distribusi Ag pada jaringan atau sel
- 3. Skin Test
Memanfaatkan reaksi kulit sebagai indikator sistem. Ada dua cara:
- Pasif, bila antigen dan serum diinokulasikan, misalnya menguji toksin-antitoksin
- Aktif, bila status immunologik diuji
Skin test digunakan untuk mengetahui adanya:
– Antibodi terhadap bakteri
– Reaksi alergi
- 4. Antigen Binding Techniques
Metode ini digunakan untuk mengethui level antibodi dengan menentukan
kapasitas antiserum dalam kompleks dengan antigen radioaktif, atau
dengan mengukur jumlah immunoglobulin yang mengikat larutan antigen yang
diberikan. Ada dua macam cara pada metode ini:
– Radioimmunoassay
– Teknik sandwich
III. ALAT DAN BAHAN:
Alat :
- Pipet tetes
- Objek glass
- Tabung reaksi 5 ml
- Tusuk gigi
- Stopwatch
Bahan :
- Larutan eritrosit 5% Gol A, B, AB, O
- Larutan NaCl
IV. PROSEDUR KERJA:
- Uji aviditas antisera
- Pengujian aviditas dilakukan terhadap antisera yang memberikan reaksi aglutinasi terhadap antigen erotrosit reaksi (+) pada uji spesifitas.
- Pengerjaan pengujian sama dengan uji spesifitas, tapi disini yang dihitung berapa lama waktu yang diperlukan mulai di tetesi larutan eritrosit 5 % sampai terbentuk aglutinasi.
- Tabelkan waktu yang diperoleh untuk terjadi aglutinasi tersebut.
- Uji titer antisera
- Pada rak, letakkan secara berurutan 10 buah tabung reaksi kecil yang masing-masingnya telah di tandai dengan ½, ¼ sampai 1/512 dan K (kontrol).
- Pada tabung reaksi ke 1 (½) sampai dengan tabung ke 9 (1/512 ) dimasukkan larutan NaCL sebanyak 0,2 ml (4 tetes) dan pada tabung K 8 ml.
- Pada tabung reaksi ke 1 di tambahkan antisera (golongan A) sebanyak 0,2 ml ( 4 tetes), lalu aduk.
- Ambil 0,2 ml ( 4 tetes ) larutan pada tabung ke 1 dan masukkan ke tabung reaksi ke 2, aduk dan begitu seterusnya sampai tabung reaksi ke 9 dan tabung reaksi ke 9 ini dibuang 0,2 ml (4 tetes).
- Pada masing2 tabung reaksi di tambahkan suspensi eritrosit 5 % golongan B sebanyak 0,005 ml (1 tetes)
- Biarkan 10 ml , lalu disentrifugasi dengan kecepatan 1000 rpm selama 5 menit.
- Amati pengenceran yang tertinggi yang masih mengalami aglutinasi.
Comments
Post a Comment