LAPORAN PRAKTIKUM
SEROLOGI DAN IMUNOLOGI
PEMERIKSAAN SPESIFISITAS ANTISERA
I.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara pemeriksaan
spesifisitas antisera
2. Untuk mengetahui analisa reaksi
koagulan yang terjadi
3. Untuk memahami proses pembuatan eritrosit
5%
II.
DASAR
TEORI
Dalam transfusi darah, penetapan
golongan persyaratan yang mutlak di samping persyaratan lainnya.
Ketidaksesuaian golongan darah donor dengan golongan darah resipien akan
mengakibatkan reaksi-reaksi alergi dan yang paling fatal adalah syok
anafilaktik. Ada beberapa sistim penggolongan darah, namun yang terpenting
untuk tujuanklinis adalah sistim penggolongan darah ABO dan Rhesus. Menurut
sistim penggolongan darah ABO, darah dibagi 4 golongan, yakni golongan A, B, AB
dan O; untuk penetapan golongan darah tersebut digunakan reagen yang disebut
antisera.
Antisera / Plasma darah adalah
komponen darah berbentuk cairan berwarna kuningyang
menjadi medium sel-sel
darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume darah
merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10%
berupa larutan protein, glukosa, faktor
koagulasi, ion mineral, hormon dan
karbon
dioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.
Plasma darah dapat dipisahkan di
dalam sebuah tuba berisi darah segar yang telah dibubuhi zat anti-koagulanyang
kemudian diputar sentrifugal sampai sel
darah merah jatuh ke dasar tuba, sel
darah putih akan berada di atasnya dan membentuk lapisan buffy
coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan
sekitar 1025 kg/m3, or 1.025 kg/l.Serum
darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan
faktor koagulasi lainnya. Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam
plasma dan merupakan faktor penting dalam proses pembekuan darah.
Antibodi dalam antiserum mengikat
agen menular atau antigen. Sistem kekebalan tubuh kemudian mengakui
agen-agen asing terikat antibodi dan memicu respon imun yang lebih
kuat. Penggunaan antiserum sangat efektif melawan patogen yang mampu
menghindari sistem kekebalan tubuh dalam keadaan tidak distimulasi, tetapi yang
tidak cukup kuat untuk menghindari sistem kekebalan tubuh dirangsang.
Keberadaan antibodi kepada agen karena itu tergantung pada “korban beruntung”
awal yang sistem kekebalan tubuh secara kebetulan menemukan counteragent ke
patogen, atau “spesies inang” yang membawa virus tetapi tidak menderita dari
efek nya. Saham lebih lanjut dari antiserum kemudian dapat dihasilkan dari
donor awal atau dari organisme donor yang diinokulasi dengan patogen dan
disembuhkan oleh beberapa saham yang sudah ada sebelumnya antiserum.
Komponen
Penyusun antiserum (Plasma Darah)
Senyawa
atau zat-zat kimia yang larut dalam cairan darah antara lain sebagai berikut:
1.
Sari
makanan dan mineral yang terlarut dalam darah, misalnya monosakarida, asam
lemak, gliserin, kolesterol, asam amino, dan garam-garam mineral.
2.
Enzim,
hormon, dan antibodi, sebagai zat-zat hasil produksi sel-sel.
3.
Protein
yang terlarut dalam darah, molekul-molekul ini berukuran cukup besar sehingga
tidak dapat menembus dinding kapiler. Contoh:
a) Albumin, berguna untuk menjaga
keseimbangan tekanan osmotik darah.
b) Globulin, berperan dalam
pembentukan g-globulin, merupakan komponen pembentuk zat antibodi.
c) Fibrinogen, berperan penting dalam
pembekuan darah.
4. Urea dan asam urat, sebagai zat-zat sisa dari
hasil metabolisme.
5. O2, CO2, dan N2 sebagai gas-gas utama yang
terlarut dalam plasma.
Fungsi
antiserum (Plasma Darah)
Bagian plasma darah yang mempunyai
fungsi penting adalah serum. Serum merupakan plasma darah yang dikeluarkan atau
dipisahkan fibrinogennya dengan cara memutar darah dalam sentrifuge. Serum
tampak sangat jernih dan mengandung zat antibodi. Antibodi ini berfungsi untuk
membinasakan protein asing yang masuk ke dalam tubuh. Protein asing yang masuk
ke dalam tubuh disebut antigen.
III.
ALAT
DAN BAHAN
ALAT
:
1.
Pipet
tetes
2.
Objek
glass
3.
Tabung
reaksi
4.
Tusuk
gigi
Bahan
:
1.
Eritrosit
murni gol A, B, AB, O
2.
Larutan
NaCL fisiologis
IV.
PROSEDUR
KERJA :
A.
Pembuatan
eritrosit 5 %
1. Masukkan kedalam tabung reaksi
larutan NaCL sebanyak 19 tetes.
2. Dengan menggunakan pipet tetes yang
sama, masukkan kedalam tabung reaksi diatas 1 tetes eritrosit golongan A.
3. Aduk hingga homogen dengan cara
memutar-mutar menggunakan kedua telapak tangan sehingga diperoleh larutan 5 %.
4. Hal yang sama dilakukan terhadap eritrosit
murni golongan B,AB, dan O, sehingga diperoleh masing-masinglarutan eritrosit
5%.
5. Tandai larutan keempat tersebut.
B.
Uji
spesifitas antisera
1. Teteskan diatas 4 buah objek glass
bersih larutan antisera (plasma golongan A yang telah dimurnikan) masing-masing
sebanyak 1 tetes.
2. Pada objek glass pertama
ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan A, lalu amati reaksi yang terjadi
3. Pada objek glass kedua ditambahkan
1 tetes 5% golongan eritrosit B, lalu amati reaksi yang terjadi
4. Pada objek glass ketiga tambahkan 1
tetes eritrosit 5 % golongan AB , lalu amati reaksi yang terjadi.
5. Dan pada objek glass keempat
ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan O, lalu amati reaksi yang terjadi.
6. Pengerjaan yang sama juga dilakukan
terhadap plasma golongan A, B, AB. Dan O
7. Tabelkan hasil reaksi yang terjadi,
Bila terjadi aglutinasi ditnnyatakan dengan tanda (+) dan bila reaksi negatif
dinyatakan dengan tanda negatif (-).
1.Pemeriksaan spesifisitas antisera dilakukan dengan mereaksikan antisera sel darah merah tersebut.
2.Pemeriksaan spesifisitas antisera pada plasma darah AB tidak memberikan gumpalan setelah diberikan eritrosit.
3.Pemeriksaan spesifisitas antisera pada plasma darah O tidak memberikan aglutinasi pada antigen O.
4.Pemeriksaan spesifitas antisera pada plasma B hanya beraglutinasi pada antigen A dan antigen A hanya beraglutinasi dengan antigen AB dan O.
5.Golongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada golongan darah ABO.
V. PEMBAHASAN
Praktikum kedua serologi dan imunologi dengan melakukan pemeriksaan spesifisitas antisera. Antisera didefinisikan sebagai komponen darah yang berbentuk cairan berwarna kuning yang akan menjadi medium sel-sel darah. Antisera juga dikenal sebagai plasma darah . Plasma darah memiliki jumlah yang banyak didalam aliran darah,yakni sekitar 55% dan total keseluruhan volume darah didalam tubuh.Tujuan dilakukannya praktikum pemeriksaan spesifisitas antisera yakni untuk melihat spesifik aglutinasi antisera yang diberikan antigen yang berbeda-beda. Aglutinasi didefinisikan sebagai proses penggumpalan partikel didalam sel darah.Didalam aglutinasi terdapat aglutinin. Aglutinin disebut juga antibodi yang beruap senyawa kimia yang berperan dalam menjalankan fungsi kekebalan tubuh.
Aglutinin berupa sekumpulan-sekumpulan senyawa yang terbentuk didalam darah akibat adanya infeksi bakteri yang dapat menyebabkan penggumpalan. Aglutinin akan terbentuk didalam plasma darah. Selain plasma darah (antisera),didalam praktikum juga digunakan senyawa antigen. Antigen atau aglutinogen diartikan sebagai senyawa kimia yang merangsang aktifnya kekebalan tubuh. Antigen didalam darah dijumpai didalam sel darah merah,yakni antigen A dan antigen B.
Antigen yang digunakan didalam percobaan ini dibuat dengan mencampurkan NaCl fisiologia yakni untuk memerahkan antara antigen dengan pengotor sehingga diperoleh antigen murni. Antigen dan antisera yang digunakan yakni golongan darah A,B,AB,dan O. Pemeriksaan spesifisitas antisera A yang diberikan antigen golongan A,B,AB, dan O yang menunjukkan reaksi positif aglutinasi pada antigen AB dan B. Golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya,sehingga orang yang memiliki golongan darah A- hanya dapat menerima golongan darah dari A- dan O- .
Antisera AB tidak menunjukkan penggumpalan ketika diberikan antigen golongan darah A,B,AB dan O . Golongan darah AB yang tidak memiliki aglutinin A dan aglutinin B dapat bersifat recipient universal, dimana golongan ini hanha mampu menerima darah dari ABO,tetapi orang yang dengan golongan AB positif tidak bisa mendonorkan darahnya kecuali kepada sesama AB positif.
Antisera B yang diberikan antigen menunjukkan aglutinitasi pada eritrosit golongan A saja,tidak pada eritrosot B,AB,dan O. Golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A didalam serum darahnya,sehingga orang yang golongan darah B negatif hanya dapat menerima golongan darah B dan B- .
Antisera O yang diberikan eritrosit atau antigen tidak terjadi aglutinasi pada eritrosit atau antigen O,dikarenakan golongan darah O memiliki sel tanpa antigen tetapi tetap memproduksi antibodi terhadap antigen A dan antigen B,sehingga golongan darah O- dapat mendonorkan darahnya kepada golongan darah ABO,namun golongan darah O- hanya dapat menerima dari golongan darah O- saja.
VI. KESIMPULAN1.Pemeriksaan spesifisitas antisera dilakukan dengan mereaksikan antisera sel darah merah tersebut.
2.Pemeriksaan spesifisitas antisera pada plasma darah AB tidak memberikan gumpalan setelah diberikan eritrosit.
3.Pemeriksaan spesifisitas antisera pada plasma darah O tidak memberikan aglutinasi pada antigen O.
4.Pemeriksaan spesifitas antisera pada plasma B hanya beraglutinasi pada antigen A dan antigen A hanya beraglutinasi dengan antigen AB dan O.
5.Golongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada golongan darah ABO.
The best slots casinos and bonus codes - Dr.MD
ReplyDeleteThe 파주 출장안마 best 밀양 출장마사지 slots casinos and bonus codes The 경상북도 출장안마 best slot casinos and bonus codes. Online 목포 출장안마 casino promotions that can be 광주 출장마사지 worth your money. Best slot gambling bonuses.