Skip to main content

LAPORAN PRAKTIKUM AKTIVITAS ENZIM


IV.    AKTIVITAS ENZIM
 BIOKIMIA FARMASI

I.                   Tujuan Percobaan
Mahasiswa mampu melakukan hidrolisis berbagai macam pati secara enzimatis dan membuktikan bahwa pati, sebagai polisakarida, merupakan polimer dari 1,4- α-glukosa.
II.                Dasar Teori
Polisakarida adalah senyawa yang terdiri dari unit terkecil monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosidik. Polisakarida akan menjadi monosakarida bila dihidrolisis secara lengkap. Beberapa contoh polisakarida adalah pati,glikogen  dan selulosa. Pati merupakan polimer dari 1,4-α-D-glukosa yang terdiri dari amilosa dan amilo pektin. Amilosa akan berubah menjadi warna biru  bila diwarnai dengan reagen iodin. Hidrolisis pati oleh α-amilase akan menghasilkan dekstrin sebagai produk utama, dimana hidrolisis lengkap akan menghasilkan glukosa sebagai produk akhir. Enzim ini dapat diperoleh dari hewan, tumbuhan, dan mikroba.

III.             Alat dan Bahan 
Alat
Alat yang digunakan yaitu gelas ukur, gelas kimia, spatula, hot plate, tabung reaksi, pipet tetes, inkubator, dan spektrofotometer.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu pati dari tepung beras, tepung maizena, tepung aci, tepung terigu, glukosa, aquades, enzim amilase, dan reagen iodine, pereaksi benedict, I2 dalam KI, Na2CO3 1% dan HCL 0,4%
IV.              Prosedur Percobaan
1.       Penyiapan larutan pati 1 %
Timbang pati terlarut 1g dan masukkan pati ke gelas kimia lalu ditambahkan 100 ml akuades. Panaskan perlahan hingga mendidih selama 15 menit, lalu dinginkan pada suhu ruang sambil terus diaduk. Gunakanlarutan tersebut untuk uji


           2.       Penyiapan larutan standar glukosa
Timbang 0,5 mg glukosa dan Tuangkan ke dalam labu ukur lalu tambahkan akuades sampai volume tepat 10 ml.
3.       Pengujian aktivitas amilase
a.       Percobaan Mucin
Masukkan 1 mL saliva yang telah disaring kemudian tambahkan pereaksi biuret ke dalam tabung, dan lakukan hal yang sama seperti pada uji biuret pada Praktikum 1. Amati perubahan yang terjadi.
      b.        Hidrolisis amilum oleh enzim amilase
Siapkan 2 tabung reaksi dan masukkan sebanyak 2-5 mL larutan amilum/pati 1%. Masukkan saliva pada masing-masing tabung, selanjutnya inkubasi selama 15 menit. Tambahkan pereaksi benedict pada tabung 1 dan pereaksi I2 dalam KI pada tabung 2. Amati perubahan yang terjadi
c.       Uji pengaruh temperatur terhadap aktivitas ptialin
1.  Siapkan 4 tabung reaksi dan masukkan masing-masing 2-5  mL larutan pati 1% ke dalam tabung. Tabung pertama dimasukkan ke dalam air es, tabung ke-2 pada penangas dengan suhu 38 oC, tabung ke-3 pada suhu ruang. Tambahkan 2 tetes saliva ke dalam tabung tersebut dengan perbandingan 1:9, campurkan dengan baik.
2.  Panaskan saliva encer yang telah dipanaskan dalam penangas air (mendidih) selama 5 menit, selanjutnya tambahkan ke dalam tabung no.4 dan campurkan dengan baik.
3.  Dari masing-masing tabung ambil sampel sebanyak 1 ml dengan interval  5 menit tambahkan iodine ke dalam sampel dan catat pemecahan yang terjadi dengan amati perubahan pada masing-masing tabung.
d.      Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim
Siapkan 3 tabung rekasi ,masukkan sebanyak 2ml HCl 0,4% pada tabung-1, 2mL akuades pada tabung-2 dan 2 mL Na2CO3 1% pada tabung-3. Tambahkan sebanyak 2 mL larutan amilum 1% pada masing-masing tabung. Campurkan dengan baik, selanjutnya tambahkan 1 mL enzim dan homoenkan kembali. Inkubasi pada suhu ruang selama 15 menit. Masing- masing tabung dibagi menjadi 2 tabung lakukan uji iodine dan benedict pada masing-masing tabung.
Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan uji aktivitas enzim. Tujuan dari pengujian  ini untuk dapat melakukan hidrolisis berbagai macam pati secara enzimatis dan membuktikan bahwa pati sebagai polisakarida,merupakan polimer dari 1,4 α-glukosa. Pengujian yang dilakukan berupa percobaan mucin,hidrolisis amilum oleh enzim amilase,uji pengaruh temperatur terhadap aktivitas enzim. Sampel yang digunakan pada praktikum kali ini berupa saliva dan tepung meizena.

Pertama dilakukan percobaan mucin. Tujuan dari percobaan ini untuk membuktikan adanya mucin didalam saliva. Mucin sendiri berupa protein atau enzim yang diproduksi oleh sel-sel epitel atau jaringan seperti yang melapisi rongga tubuh dimana mucin deapt berfungsi atau bertugas untuk melumasi rongga tubuh dan dapat menghambat molekul asing yang masuk ke dalam tubuh. Pada percobaan ini uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya larutan biru yang setelah ditambahkannya pereaksi biuret. Larutan biru yang dihasilkan ini karena adanya proses terjadinya reaksi antara Cu2+ dari pereaksi biuret dengan ikatan peptida pada mucin . Ikatan peptida terdapat pada mucin yang menunjukkan bahwa mucin berupa protein (Syukri,1995).
Kedua dilakukan percobaan analisis hidrolisis amilum oleh enzim amilase. Dilakukan dua pengujian dengan dua reagen atau pereaksi yang berbeda pula yakni reagen benedictdan reagen iodium. Uji iodium dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan adanya gula pereduksi (monosakarida maupun oligosakarida) dimana gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu2O yaitu Cu2+ yang mengendap. Reaksi ini positif jika terbentuk endapan merah bata dari Cu2O (Yazid,2006).
Bedasarkan pengujian yang telah dilakukan semua sampel tidak menunjukkan hasil positif pada uji iodium. Dimana pada sampel tepung jagung (meizena) menghasilkan warna biru keunguan,saliva menghasilkan larutan ungu. Hal ini menunjukkan bahwa sampel-sampel diatas tidak berupa polisakarida lagi karena ketika mengalami hidrolisis yang dilakukan oleh enzim amilase sehingga tidak terbentuk larutan biru kekuningan dan setelah dilakukan pemanasan akan terbentuk endapan merah bata. Uji ini bertujuan untuk membuktikan adanya polisakarida dan uji dilakukan untuk membuktikan kompleks absorbsi berwarna spesifik dan polisakarida akibat penambahan iodium ,dimana reaksinya menghasilkan warna biru kehitaman.
Pengujian ketiga dilakukan uji pengaruh temperatur terhadap ptialin. Sampel diletakkan pada tiga kondisi suhu yang berbeda antara lain seperti pada air es,penangas air dan suhu ruangan. Sebelum diperlakukan ketiga kondisi tadi ,tabung saliva dipanaskan terlebih dahulu baru kemudian ditambahkan larutan iodium. Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Untuk enzim hewan diletakkan pada suhu optimal antara 35° dan 40° C yakni suhu tubuh . Pada suhu diatas dan dibawah suhu optimalnya ,aktivitas enzim akan berkurang atau bahkan menjadi inaktif . Diatas suhu 80°C enzim akan secara bertahap menjadi hancur karena protein tersebut akan terdenaturasi. Pada suhu yang sangat rendah ,enzim tidak benar-benar rusak tetapi aktivitasnya sangat banyak berkurang. Enzim memiliki suhu optimum yakni sekitar 18° - 23°C atau maksimal 40°C karena merupakan salah satu bentuk protein. Denaturasi berupa rusaknya bentuk enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya.
Denaturasi berupa rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan aktivitas menurun dan menghilang. Ketika temperatur meningkat,proses denaturasi juga mulai berlangsung dan menghancurkan aktivitas molekul enzim. Hal ini dikarenakan adanya rantai protein yang tidak dapat bertukar setelah pemutusan ikatan yang lemah sehingga secara keseluruhan kecepatan reaksi akan menurun (Lee,1992).
Serupa halnya pada sampel saliva yang dipanaskan,pemanasan artinya meningkatkan suhu dan akhirnya gerak termodinamika meningkat sehingga molekul protein mengalami denaturasi dan dihasilkan larutan berwarna kuning bening pada sampel tepung meizena. Terakhir dilakukan percobaan untuk melihat pengaruh pH terhadap aktivitas enzim. Dilakukannya uji iodin dapat menunjukkan hasil berupa larutan berwarna biru pula. Enzim secara umum bekerja pada kisaran pH tertentu dan umumnya bergantung pada pH lingkungannya.
Enzim amilase yang ada dalam cairan saliva dirongga mulut bekerja pada kisaran pH 6,8 – 7. Pada pH yang relative rendah atau tinggi aktivitas enzim akan menurun bahkan hilang. Perubahan-perubahan pH dalam suatu larutan menunjukkan perubahan ion H+ yang ada didalam struktur enzim yang terdiri dari asam-asam amino,terutama pada ikatan hidrogennya karena aktivitas enzim berkaitan dengan strukturnya akan menyebabkan perubahan-perubahan aktivitas enzim. Sedangkan pada pH optimum jumlah ion H+ tidak mempengaruhi konformasi enzim. Hal ini menyebabkan interaksi antara enzim dan substrat meningkat,sedangkan pada pH optimum aktivitas enzim paling optimum aktivitas enzim paling berfungsi pada aktivitasnya (Setiayang,2005)
Pada percobaan ini,uji iodium menunjukkan hasil positif ketika saliva berada pada larutan asam,namun pada uji benedict menunjukkan hasil positif yang berarti bahwa enzim saliva bekerja dengan baik merombak pati pada larutan aquadest dengan pH 4. Dapat disimpulkan bahwa amilase bekerja lebih optimal pada pH 7 atau biasa disebut netral.
Kesimpulan


Daftar Pustaka

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN SPESIFISITASI ANTISERA

LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI DAN IMUNOLOGI PEMERIKSAAN SPESIFISITAS ANTISERA I.                     TUJUAN 1.        Untuk mengetahui cara pemeriksaan spesifisitas antisera 2.        Untuk mengetahui analisa reaksi koagulan yang terjadi 3.        Untuk memahami proses pembuatan eritrosit 5% II.                   DASAR TEORI Dalam transfusi darah, penetapan golongan persyaratan yang mutlak di samping persyaratan lainnya. Ketidaksesuaian golongan darah donor dengan golongan darah resipien akan mengakibatkan reaksi-reaksi alergi dan yang paling fatal adalah syok anafilaktik. Ada beberapa sistim penggolongan darah, namun yang terpenting untuk tujuanklinis adalah sistim penggolongan darah ABO dan Rhesus. Me...

PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA

LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI IMUNOLOGI PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA I. TUJUAN 1.Untuk mengetahui cara pemeriksaan aviditas dan titer antisera. 2.Untuk menghitung waktu titernya penggumpalan. 3.Untuk mengetahui kecepatan proses koagulasi bedasarkan perbedaan konsentrasi antisera. II.DASAR TEORI Imunologi adalah cabang ilmu biomedis yang berkaitan dengan respons organisme terhadap penolakan antigenic, pengenalan diri   sendiri dan bukan dirinya, serta semua efekbiologis, serologis dan kimia fisika fenomena imun. Lingkungan Di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur pathogen misalnya: bakteri, virus, jamur, protozoa dan parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Infeksi yang terjadi pada manusia normal umumnya singkat dan jarang meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini disebabkan tubuh manusia memiliki suatu sistem yaitu sistem imun yang melindungi tubuh terhadap unsur-unsur patogen.   Reaksi imunologis merupakan mekanisme yang berka...

LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGEN

LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI DAN IMUNOLOGI PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGEN I.TUJUAN 1.       Untuk mengetahui cara pemisahan antisera dan antigen 2.       Untuk mendapatkan serum/plasma dari sel darah 3.       Untuk mengetahui prinsip utama dari cara pemisahan antisera dan antigen II.DASAR TEORI Darah     manusia     adalah     cairan     di     dalam     tubuh     yang   berfungsi     untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah   ...